Kamis, 06 Desember 2007

Sekarang Jamannya E-Learning Gitu Loh....

http://vs.edu-varna.com/file.php/1/e-learning.jpg
Makin banyak perusahaan di Indonesia yang mempraktikkan e-learning untuk
melatih/mendidik karyawan mereka secara lebih efektif dan efisien. Apa saja manfaat
yang telah mereka rasakan?

“E-learning is the next major killer application.” Demikian prediksi yang
dikemukakan John Chambers, CEO Cisco Systems, 6 tahun silam. Prediksi itu tak jauh
meleset. Seiring perkembangan Internet, penggunaan sistem e-learning pun tumbuh luar
biasa. Internet telah digunakan sebagai tool untuk melakukan pembelajaran.
Pakar e-learning dunia Marc J. Rosenberg mendefinisikan e-learning sebagai
penggunaan teknologi Internet untuk menyampaikan berbagai macam solusi guna
meningkatkan pengetahuan dan kinerja. Jadi, e-learning mengacu pada kegiatan
pembelajaran atau transfer informasi dan skill dengan menggunakan media Internet.

Belakangan banyak perusahaan di dunia mengadopsi e-learning untuk para karyawannya.
Bahkan, survei yang dilakukan American Society for Training & Development pada 2004
mengungkapkan bahwa hampir 60% perusahaan di Amerika Serikat telah atau mulai
mengimplementasi e-learning di perusahaan mereka.
Di Australia, seperti dikemukakan Hanny Santoso, praktisi teknologi informasi (TI)
dan e-learning asal Tanah Air, tak kalah fenomenal. Dipicu biaya pelatihan dan
tenaga pelatih yang cukup mahal, kini banyak perusahaan beralih ke e-learning. Untuk
memberi solusi efektif e-learning, banyak perusahaan di Australia menggunakan
pendekatan fully blended learning. Lalu, semua universitas dan perguruan tinggi pun
memiliki pusat pengembangan e-learning. Yang tak kalah penting, ada dukungan penuh
dari pemerintah. Melalui departemen pendidikan dan perindustrian, pemerintah pusat
dan negara bagian memberi dukungan dana puluhan juta dolar untuk berbagai proyek
e-learning. Depperindag di Victoria misalnya, memberi akses gratis Learning
Management System (LMS) Blackboard yang dipusatkan layaknya sebuah application
service provider, sehingga dapat dipakai oleh semua penyelenggara kursus dan
institusi pendidikan di Victoria.
Tak hanya itu. Pemerintah Australia juga mengucurkan dana untuk pembuatan ribuan
Learning Object (LO) dari berbagai mata kuliah – yang dapat diakses gratis oleh
setiap guru/dosen untuk membuat bahan ajar dalam format e-learning. Dengan adanya
LO, mereka tidak perlu lagi membuat ulang bahan yang sudah ada. Institusi tinggal
mengambil yang sudah ada di repositori, mengedit dan memperkayanya. Pengembangan
bahan diawasi oleh para Certified Instructional Designer dan secara teknis
dialihdayakan ke perusahaan swasta. Menariknya, repositori LO setiap negara bagian
saling terhubung dan dapat diakses.

Pemerintah Australia juga membuat lembaga standardisasi nasional e-learning, yang
disebut E-learning Standard Group. Tugasnya mengatur standar metadata LO; arahan
desain bahan-bahan e-learning; standar penggunaan aplikasi; standar desain konten
e-learning, dan sebagainya. “Umumnya, bagian pengembangan SDM perusahaan skala
menengah dan besar sudah memikirkan penggunaan e-learning secara efektif untuk
pelatihan karyawannya. Begitu pula lembaga pendidikan,” ungkap Hanny. “Dan yang
lebih penting lagi, pemerintahnya sangat mendukung,” kata akademisi yang hingga saat
ini menjabat Manajer ICT Architecture e-Works di salah satu negara bagian di
Australia.
Bagaimana di Indonesia? “Penerapan e-learning di Indonesia sudah pada taraf yang
lumayan dari segi awareness. Semangat dan penerapan e-learning ini semakin bertumbuh
di kalangan industri dan institusi pendidikan,” kata Hanny berpendapat. Penilaian
Hanny dikuatkan oleh Zainal A. Hasibuan. Menurut Wakil Dekan Bidang Akademis
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia ini, belakangan semakin banyak
perusahaan di Indonesia yang sadar bahwa model pembelajaran/pelatihan tatap muka –
mesti meninggalkan tempat bekerja dan berkumpul di suatu tempat – sudah bisa
digantikan dengan model e-learning. “Walaupun penerapan e-learning di Indonesia
masih dalam tahap pemula, dalam dua tahun terakhir ini perkembangannya sangat
pesat,” ucap pakar ilmu komputer ini.

Walaupun tidak ada data resmi mengenai jumlah perusahaan dan lembaga pendidikan yang
telah menerapkan e-learning di Tanah Air, bisa dipastikan gairah e-learning juga
menerpa negeri kita. Sejumlah perusahaan yang telah mempraktikkan e-learning, antara
lain: Bank Mandiri, Indosat, BII, BNI, Garuda Indonesia, Telkom, FIF, SAP Indonesia,
Citibank, IBM Indonesia, d

Tidak ada komentar: